Friday, February 6, 2009

Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu (Panglima Surga)



“ORANG seperti dia, tidak dapat dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya ke dalam golongan pemimpin" demikian keterangan Nabi tentang Khalid sebelum pahlawan ini masuk Islam.

Khalid dilahirkan 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar, Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Di masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid mematahkan kaki Umar. Untunglah melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali.
Ayahnya seorang pemimpin di antara orang-orang Quraisy, sangat kaya dan menghormati Ka'bah. Sekali dua tahun, ia menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji ia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Nabi berharap agar Walid masuk Islam. Jika ia masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya. Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.
Ucapan ini memberi harapan bagi Nabi. Tapi harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri, takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy menghalanginya untuk menuruti hati nuraninya.
Latihan Pertama
Khalid mengikuti kegemarannya, yaitu adu tinju dan berkelahi. Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa ia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanak, Khalid terlihat menonjol diantara teman-temannya. Lama kelamaan, menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Sejak kecil, Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi gila. Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun merasakan pahitnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud.
Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana pun, jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tapi mereka ragu-ragu mengingat kekalahan di Perang Badar. Membuat hati mereka menjadi kecil menghadapi orang-orang Islam.. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah dan lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang di Uhud. Saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy, Khalid bin Walid tidak goncang. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas di tanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ke tanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisy yang kalah. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan telah disulap menjadi kemenangan.
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dengan perjuangan jihad. Dalam banyak peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang tidak tercapai, Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemauan-Nya.

0 komentar:

Info

Jambore Kepanduan Dapil 6
(Sidrap, Pinrang, enrekang, Tana Toraja)
Tanggal 28 Feb-01 Mar 2009

Bagi teman-teman yang ingin bergabung bersama Barisan PanduKeadilan dan Santika, silahkan menghubungi Korda di daerahnya masing-masing.
Contact Person:
DPD Makassar: 0411-4107734
DDP Maros: 0811467372
DPD Pangkep: 085255785013
DPD Gowa: 081355286345
DPD Takalar: 085255924745


  © Blogger templates ProBlogger Template by WAWAN KARUNIAWAN 2009

Back to TOP