Be Carefull: Zona Aman Aktivis Dakwah
Zona Nyaman yang Melalaikan
Dikaitkan dengan para aktivis da’wah yang insya Allah telah menyadari bahwa tak selamanya ujian dari Allah itu adalah dalam bentuk kesusahan dan celaan – karena boleh jadi ujian itu adalah dalam bentuk kenikmatan dan pujian-, maka hendaknya kita mewaspadai “zona nyaman” ini.
Zona nyaman yang dimaksud di sini adalah kondisi cepat puas dan merasa cukup dengan apa yang telah dicapai sehingga melalaikan ekspansi da’wah. Padahal seorang du’at tak seharusnya memiliki sifat cepat puas. Allah swt berfirman, “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sugguh-sungguh (urusan) yang lain.”(QS. Alam Nasyrah :7).
Sang aktivis dapat dikategorikan berada di zona nyaman, bila :
Pertama, disibukkannya aktivis pada masalah-masalah sepele internal organisasi – yang seharusnya tak perlu dipermasalahkan – sampai-sampai mengabaikan masalah eksternal yang jauh lebih urgen.
Kedua, banyak menghabiskan waktu dengan bercanda dan ngobrol sesama aktivis sehingga kurang intropeksi diri. Jika hal ini terjadi, maka sesungguhnya pada saat itulah kita barada dalam keadaan stagnan, tak bergerak.
Ketiga, para aktivis sibuk sendiri dengan agenda kegiatan-kegiatan islam, padahal orang-orang di luar aktivis sama sekali tak tersentuh, tidak ngeh dan yang lebih parah, tak tahu ada organisasi islam di kampus atau lingkungan mereka.
Keempat, para qiyadah (pemimpin) struktur organisasi islam, sibuk sendiri dengan agendanya. Ia mengetahui bahwa dirinya adalah qiyadah bagi para jundi, namun jundi-jundi itu sendiri tidak menyadari bahwa Anda adalah pimpinannya, sehingga tanpa sadar, siapakah pengikut-pengikutnya?
Kelima, merasa cukup dengan kondisi organisasi islam yang dirasa telah banyak pengikutnya. Padahal bagi seorang muslim tak ada kata berhenti berjuang, “Hingga tak ada lagi fitnah dan agama ini hanya milik agama Allah.” Terlebih, tak selayaknya kita bangga dengan jumlah,” ... dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kamu sedikit pun...” (Qs.At-Tabah:25-26)
Keenam, puas dengan hanya berkutat di lingkungan sesama aktivis saja akibat terlena dengan aneka pujian dan kekaguman para pengikut kepada dirinya.
A’laa kulli hal, kita sebaiknya , merubah sudut pandang, terjun ke lapangan dan menjadikan yang batil itu sebagai agenda bersama untuk dihadapi. Ini bukanlah hanya tugas aktivis yang diterjunkan di siyasi saja, yang notabene memliki misi “merubah neraka menjadi surga”, tetapi juga tugas aktivis yang eksis di organisasi islam.
Zona Pergerakan
Mencapai “imun” tentu tak mudah, perlu mujahadah dan pembinaan yang terus menerus sebagai bekal terjun ke medan “pertempuran”.
Dan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa seorang muslim janganlah selamanya di dalam “border”, ia harus keluar dan berkiprah dengan imun akidah, tsaqafah dan akhlaknya.
Kalkulasi, hitung-hitungan jumlah kader untuk tidak menjadikannya management by feeling. Semisal, total jumlah mahasiswa di fakultas sebuah universitas yang terdiri dari enam angkatan berjumlah 15.000 orang dan aktivis da’wah di fakultas tersebut sebanyak 150 orang. Para aktivis yang berjumlah 150 orang ini akan merasa banyak dalam lingkungan mereka sendiri, namun mereka lupa melihat keluar bahwa masih ada 14.850 mahasiswa lainnya. Tak pelak, ini berarti para aktivis itu hanyalah 1 % dari keseluruhan mahasiswa di fakultas tersebut. Meski sebaiknya kita memang jangan menjadikan jumlah sebagai patokan keberhasilan atau kegagalan da’wah, namun ini dapat menyadarkan kita bahwa tidak selayaknya kita berada dalam zona nyaman. Dan sekali lagi, hal ini dikarenakan masih ada komunitas lain yang jauh lebih besar dari kita, yang belum tersentuh da’wah. Zona nyaman ini harus diganti dengan zona pergerakan dan menetapkan agenda “turun agenda” untuk merangkul 99 % lainnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya bila seseorang mendapat petunjuk hidayah melaluimu maka itu lebih baik dari dunia dan seisinya.”
(Al-Izzah No.13/Th. 5 / Mei 2005 M)
0 komentar:
Post a Comment