Saturday, November 1, 2008

TAUJIHAAT

MENGHIDUPKAN RUH JIHAD

Segala puji bagi Allah atas curahan rahmat dan nikmatnya sehingga kita dapat merasakan indahnya Islam, iman dan Al Qur'an. Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat Tarbiyah Mada Al Hayah dan Ash Shuhbah Ash sholihah. Namun masihkah terlihat atsar dari tarbiyah ini? Adakah Atsar Intima’ Ta’abbudi, iintima’ da’awi, sehingga kita termasuk orang-orang yang Mu’minuna Haqqa? Adakah Atsar Tarbiyah Jihadiyyah dalam diri kita setelah sekian tahun terlibat dalam Halaqat Tarbawiyyah, sehingga cita-cita tertinggi kita adalah mati syahid dijalan Allah?

Jika belum ada, kembalilah kepada Al Qur'an! Akan Antum temui sekian banyak ayat yang mengajak kita untuk mengisi kehidupan ini dan mengakhirinya dengan jihad di jalan Allah. Dan kalau belum tergugah juga, dengan apa lagi kita bisa tergugah?

Dengan apa lagi jika bukan dengan Al Qur'an yang merupakan Kalamullah فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ?

Sungguh kita khawatir akan Qaswah hati kita sehingga Al Qur'anpun tidak mampu menggugah hati kita.

Ikhwah Fillah,

Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ketika mengajak kita berjihad dijalanNya dan mati syahid karenaNya, bukanlah sekedar agar kita bekerja keras dan menumpahkan darah dan … dan… Namun, ajakan Allah tersebut lebih bermakna, agar akhir hidup kita berada di JannahNya (QS 9:111) dan terselamatkan dari azabNya (QS 61:10). Inilah sesungguhnya yang harus kita fahami dibalik renungan ayat-ayat jihad.

Ikhwah fillah,

PEMILU tahun ini telah dikumandangkan dengan istilah Jihad Siyasi. Mampukah hati kita menerima hakikat istilah ini dengan sepenuh hati? Istilah ini sungguh bukan sesuatu yang berlebihan, apabila kita yakin bahwa siyasah adalah bagian daripada pemahaman kita akan bangunan Islam ini. Kita juga akan lebih yakin dengan sepenuh hati kita apabila:

1. Kita merenungi lebih dalam do’a rabithah yang sering kita panjatkan kepada Allah. Bukankah kita selalu menyatakan bahwa hati ini selalu bertekad untuk membela syari’at Allah وتعاهدت على نصرة شريعتك. Bahkan kita juga bertekad untuk mengakhiri kehidupan ini dengan mati syahid di jalan Allah وأمتها على الشهادة في سبيلك. Tidakkah cukup apa yang kita panjatkan kepada Allah ini membuat seluruh aktivitas kita mengarah kepada pembelaan agama Allah sekalipun jiwa taruhannya?

Negeri ini bahkan seluruh bumi adalah milik umat Islam. Jika kita tidak berjuang menguasainya, maka akan dikuasai oleh Ahlul Kufri Walbathil. Utsman Bin Affan berkata, “Sesungguhnya Allah akan memberi kemampuan (menegakkan syari’at Islam) dengan kekuasaan (Jalur politik) yang tidak mampu dilakukan hanya mengandalkan Al Qur'an.� Logika seperti inilah yang harus meyakinkan kita bahwa siyasah adalah Jihad.

2. Kita renungi kembali Mafahim Takwimul Ummah yang selama ini telah kita kaji. Inilah saatnya kita merintis terbentuknya Mujtama’ Islami bahkan Daulah Islamiyah setelah kita berusaha dan terus berusaha membentuk syakhsiyah Islamiyah dan Usroh Muslimah!

PEMILU inilah yang dapat menjadi sarana realisasi dua point diatas! Maka jika diantara kita belum juga mampu merasakan bahwa PEMILU ini adalah Jihad Siyasi dengan segala syarat dan konsekuensinya, maka cukuplah Allah menjadi penolong kita فحسبنا الله ونعم الوكيل. Begitulah sepanjang sejarah, sampai jihad yang dipimpin Rasulullah pun bisa saja tidak dipahami sebagai jihad. Lihatlah peristiwa hijrah Rasulullah! ‘Amal jihadi saja yang legalitasnya begitu kuat dalam Al Qur'an, ternyata sebagian orang malah menjadikannya sebagai aktivitas bisnis dan mencari jodoh.

فمن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه.

Begitu juga Ghozwatul Ahzab yang terjadi pada tahun 5 H. Sebuah jihad yang sangat menentukan tegaknya Islam, dimana para sahabat berada dalam kondisi yang sangat mencekam antara hidup dan mati, terguncang dengan sekeras-kerasnya sebagaimana yang digambarkan oleh Allah suasananya dalam surat Al Ahzab ayat 10-11,

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا#هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا

sebesar ini saja suasana jihadnya, ternyata begitu banyak orang-orang yang meremehkan bobot jihad Rasulullah SAW. Mereka disebut oleh Al Qur'an sebagai orang-orang Munafiq dan yang berpenyakit hati. Komentar mereka terhadap jihad ini—seperti yang dijanjikan oleh Allah dan RasulNya—hanyalah omong kosong! Sementara Kitab siroh merekam perkataan mereka, �Inikah Muhammad menjanjikan kita akan menguasai istana Kisra dan Kaisar? Sementara diantara kita mau buang hajat saja tidak merasa aman.�

وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا

Ikhwah fillah,

Kita berlindung diri kepada Allah, semoga tidak termasuk orang-orang Munafiqun dan yang berpenyakit hati. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap
نحن مع الدعوة حيث ما كانت —kita selalu bersama Dakwah dimana saja Dakwah itu berada. Kita perlu menjauhkan diri kita bersama hawa nafsu kita, kehebatan pemikiran sepihak kita, dan Ananiyah kita yang dapat memisahkan diri kita dari Dakwah ini sehingga kita hidup untuk diri kita sendiri.

Agar suasana jihad siyasi ini selalu hidup dalam diri kita maka kita perlu:

1. تحضير نية الجهاد (Selalu menghdairkan niat Jihad)

Inilah yang pernah ditegaskan oleh Imam Syahid Hasan Al Banna dalam nasihatnya, “Hendaklah kamu selalu menghadirkan niat Jihad dalam segala aktivitasmu!� Niat inilah yang pernah dihadirkan oleh para Sahabat yang tidak ikut Ghazwah Tabuk—jihad yang sangat meletihkan dan penuh kesusahan. Al Qur'an menyebutnya Sa’atul ‘usroh (QS 9:117). Rasulullah menyatakan bahwa mereka mendapat pahala yang sama dengan yang sahabat ikut langsung bersama dengan Rasulullah. Karena dibalik Udzur Syar’i mereka tertancap niat Jihad yang sangat kokoh!

2. تصحيح نية الجهاد (Menjaga kebersihan niat Jihad)

Dalam seluruh amal, khususnya Jihad dijalan Allah, maka kebersihan niat Jihad harus dijaga sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal, agar benar-benar diterima oleh Allah sebagai Jihad. Hal ini sangat diperlukan supaya hati kita tidak mudah terkontaminasi oleh unsur-unsur yang merusak Jihad, baik ketika akan, saat maupun setelah berjihad. Sehingga tidak ada istilah mutung fi sabilillah, walaupun dirinya telah mengalami berbagai macam kejadian yang secara manusiawi dapat menyakitkan hatinya. Hal ini seperti kasus yang pernah dialami oleh Kholid bin Walid ketika dicopot oleh Umar sebagai panglima perang. Tidak ada sedikitpun perasaan yang mengganjal dalam dirinya menghadapi hal semacam itu. Ia tetap menerimanya dengan hati yang ikhlas.

3. تصديق نية الجهاد (Bersungguh-sungguh dalam niat berjihad)

Bersungguh-sungguh dalam niat berjihad menjadi syarat penting untuk mendapatkan buah Jihad, yakni syahid dijalan Allah. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang memohon mati syahid dengan sungguh-sungguh, Allah akan mengumpulkannya bersama para syuhada walaupun mati diatas tempat tidurnya.� Dengan niat ini, Allah akan menjadikan kita istiqamah dijalan Jihad dan terjaga hal-hal dan prilaku yang dapat mengeluarkan kita dari Amal Jihadi.

Ikhwah fillah,

Jika Antum sudah yakin bahwa PEMILU ini adalah Jihad Siyasi, maka sudah seharusnya Antum harus lebih bersemangat dalam menghadapi PEMILU ini ketika mendapat siraman surat Al Anfal ini, karena ayat-ayat Allah ini bagaikan generator yang selalu memberi energi baru dan tidak ada habis-habisnya.

Bahkan Antum lebih siap menghadapi segala resiko yang terjadi sebelum, ketika dan sesudah Jihad Siyasi ini. Bagaimanapun juga, Jihad Siyasi ini mustahil tidak diwarnai oleh gesekan-gesekan, kekecewaan-kekecewaan dan lain sebagainya.

Karena tabi’at Jihad adalah sebuah ujian kesabaran, keikhlasan dan istiqamah! Perhatikanlah Firman Allah Surat Al Qital Ayat 31 berikut ini!

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

Adalah Sa’d Bin Abi Waqash ketika akan berjihad bersama pasukannya dalam perang Al Qadisiyyah, membakar semangat pasukannya dengan membacakan Surotul Jihad, yakni Surat Al Anfal. Dan ketika dibacakan, berkobarlah semangat tempur pasukannya serta merasakan sakinah ketika mendengarnya. Setelah selesai membaca surat tersebut, Sa’d Bin Abi Waqash bertakbir yang serta merta diikuti oleh takbir pasukannya, dan berkobarlah pertempuran. (Lihat Ibnul Atsir Juz II hal. 181)

Disinilah perlunya menghidupkan ruhul Jihad dalam diri orang-orang yang beriman! Kita akan melihat rahmat Allah yang begitu luas dibalik syariat Jihad ini. Lewat kekuatan ruhul jihad, orang-orang yang beriman bisa merasakan seluruh aktivitasnya yang sangat berat dengan nuansa berikut ini:

1. Kenikmatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata. Oleh karena itu Al Qur'an menyebut para Mujahid sebagai Assaihun (QS 9:112) yang secara etimologi berarti orang-orang yang sedang berrekreasi. Disebut demikian karena rekreasi adalah sesuatu yang identik dengan kenikmatan batin. Rasulullah juga mengatakan, “Rekreasi Ummatku adalah berjihad!�

2. Terringankannya beban Jihad yang sangat berat, betapapun banyaknya rintangan dan tantangan Jihad itu. Adalah Abu Thalhah yang saat itu sudah sangat tua—sebagian riwayat mengatakan usianya 90 tahun—segera bangkit berjihad dan mampu mengatasi segala macam kesusahan dibalik usianya yang sudah sangat sepuh, setelah ia mendapat taujih dari Allah lewat Surat Attaubah ayat 41.

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

3. Tidak akan merasa devisit energi, karena Istighfar dan taubahnya yang selalu mengiringinya saat berjihad, akan menambah kekuatan ruhiyahnya. Lihatlah surat Hud Ayat 52!

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

Oleh karena itu, dalam sejarah, setelah Rasulullah SAW selesai perang Uhud, beliau langsung menyeru para sahabat untuk berperang lagi tak lama sesudahnya, dalam sebuah perang yang disebut Hamro’ul asad. Dan tidak satupun Sahabat yang merasa kehabisan energi. Bahkan mereka mengatakan, حسبنا الله ونعم الوكيل (QS 3:173). [Dept Kaderisasi DPP PKS/PKS-OL]

Info

Jambore Kepanduan Dapil 6
(Sidrap, Pinrang, enrekang, Tana Toraja)
Tanggal 28 Feb-01 Mar 2009

Bagi teman-teman yang ingin bergabung bersama Barisan PanduKeadilan dan Santika, silahkan menghubungi Korda di daerahnya masing-masing.
Contact Person:
DPD Makassar: 0411-4107734
DDP Maros: 0811467372
DPD Pangkep: 085255785013
DPD Gowa: 081355286345
DPD Takalar: 085255924745


  © Blogger templates ProBlogger Template by WAWAN KARUNIAWAN 2009

Back to TOP